BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa
yang mempunyai semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu
dan keinginan untuk menambah ilmu, meskipun pendidikan formal mereka telah
berakhir. Kunci untuk mewujudkan semua itu adalah adanya motivasi yang kuat dan
terpelihara dalam diri siswa untuk belajar.
Seorang guru senantiasa dihadapkan dengan siswa yang
memiliki kemauan belajar yang berbeda. Terkadang guru menghadapi siswa yang
kehilangan perhatian dan minat untuk belajar. Menghadapi siswa yang demikian,
mau tak mau guru harus mampu mendorong mereka untuk tetap berusaha membaca bab
buku tertentu, mengerjakan soal dan tugas, ataupun aktif bertanya ketika guru
menjelaskan. Namun akan lebih baik lagi apabila siswa dengan sendirinya
menyenangi kegiata belajar. Dengan begitu, mereka dapat menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya, aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat dalam
diskusi kelas. Hal ini menunjukkan bahwa mereka menyadari pentingnya belajar
untuk hari depan atau masa depannya kelak. Namun tidak semua siswa memiliki
kesadaran akan pentingnya belajar.
Guru juga harus mendidik siswa yang kecewa dengan sekolah
karena alasan tertentu. Hal ini dapat kita amati dari kecenderungan siswa lebih
senang berada di luar sekolah daripada di dalam kelas. Bila tidak diatasi
dengan baik, maka akan mempengaruhi para siswa maupun guru itu sendiri, guru
akan merasa frustasi dengan keadaan tersebut dan siswa atau anak didik gagal
dalam belajar dan akhirnya akan bermasalah dalam pergaulannya.
Untuk itulah kita perlu memahami motivasi dalam diri
siswa dan berusaha mengelolanya dengan baik untuk membantu mereka berhasil
mencapai tujuan pembelajaran di kelas dan pendidikan pada umumnya.
B.
Rumusan Masalah
·
Apakah motivasi itu?
·
Bagaimana peran seorang guru dalam
memotivasi siswanya?
·
Apa saja fungsi motivasi itu sendiri
dalam proses belajar mengajar?
·
Apa saja macam-macam
motivasi ?
·
Bagaimana mana bentuk-bentuk
motivasi di sekolah?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
hal-hal yang menjadi tujuan penulisan di dalam pembahasan ini ialah sebagai
berikut.
1. Ingin
mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi.
2. Ingin
mengetahui peran dari seorang guru dalam memotivasi siswanya.
3. Ingin
mengetahui fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar.
4. Ingin
mengetahui macam-macam motivasi
5. Ingin
mengetahui bentuk-bentuk motivasi di sekolah
D. Manfaat
Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa
atau para calon guru mengenai
pentingnya membangun motivasi siswa agar dapat mencapai salah satu tujuan
pendidikan yaitu menghasilkan siswa yang mempunyai semangat untuk belajar
hingga akhirnya dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
Motivasi tidak saja berpengaruh terhadap hasil belajar, tetapi juga terhadap
proses belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan terlibat
aktif dalam pembelajaran sehingga mereka akan terlibat aktif dalam
pembelajaraan sehingga mereka akan mencapai hasil belajar yang opimal. Demikian
pula, siswa yang berhasil dalam belajar akan memiliki motivasi yang tinggi
untuk terlibat dalam proses belajar berikutnya.
Pentingnya peranan motivasi dalam
proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai
benuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan
, baik diakibakan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan
tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks
pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk
belajar. Menurut teori Hull (1943), yaitu teori behaviorisme menjelaskan
motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila
dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika
psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap
berbagai aspek perilaku. Sedangkan menurut Mc. Donald, ada tiga elemen atau
ciri pokok dalam motivasi itu , yakni motivasi itu mengalami terjadinya
perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya
tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi selalu berkait dengan soal
kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk
mencapai hasil dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
B.
Peran
Guru Dalam Memotivasi Siswa
Tugas dan tanggung jawab utama
seorang guru adalah berusaha membantu siswa menggunakan seluruh potensinya
untuk mencapai aktualisasi diri yang maksimal. Ketika berada di ruang kelas
guru memegang peranan penting dalam memotivasi siswa. Guru diharapkan dapat
mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan memperhatikan
tujuan pribadi siswa. Ini berarti guru dapat memberikan dukungan moral bagi
siswa yang merasa putus asa karena tuntutan dan hasil belajar yang mengecewakan.
Ketika melihat siswa yang bosan, guru harus melaksanakan pembelajaran yang
bervariasi, dan dapat pula memberikan tantangan baru kepada siswa yang
kelebihan energi. Guru harus dapat membuat keseimbangan antara materi pelajaran
yang mudah dan yang sulit agar siswa tidak menjadi bosan atau frustasi. Tugas
seorang guru perlu di lakukan secara professional, menggunakan segala
pengetahuan, kepribadian dan keterampilan professional untuk mempengaruhi dan
mengarahkan siswa.
Melalui kegiatan pembelajaran guru
dapat membantu siswa mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri, kemampuan
akademis dan rasa antusias untuk mengerjakan tugas-tugas selanjutnya, dalam
suasana kelas yang member rasa aman kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengenal
tingkat kemampuan, minat dan latar belakang pengalaman siswa. Kemudian secara
bertahap memberikan tugas atau latihan yang akan memberikan pengalaman
keberhasilan kepada siswa sehingga mereka mampu berhasil dalam tugas pelajaran.
Mengingat variasi latar belakang
siswa, pendekatan ini tentunya merupakan pendekatan individual, yang akan
menuntut tenaga dan perhatian guru yang tidak sedikit, tetapi hasilnya dapat
lebih dipertanggungjawabkan dan berdampak jangka panjang dalam kehidupan siswa.
Guru memang harus mempertimbangkan dan menentukan apakah tugas guru / sekolah
semata-mata untuk membuat siswa menghafal pengetahuan atau keterampilan
melakukan sesuatu, ataukah lebih jauh lagi yaitu untuk menjadikan siswa sebagai
pribadi mandiri yang percaya diri dan mampu mengembangkan diri lebih lanjut.
Penekanan yang terfokus pada hasil belajar, atau nilai yang diperoleh siswa,
atau kemampuan akademis semata, dapat berakibat negatif pada pengembangan diri
secara total dan utuh.
C.
Fungsi
Motivasi Dalam Belajar
Dalam belajar, motivasi sangat
diperlukan. Hasil akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepet motivasi
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Perlu ditegaskan , bahwa motivasi
bertalian dengan suatu tujuan. Ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2. Menentukan
arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian
dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak
akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak
serasi dengan tujuan.
Di samping itu, ada juga
fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya
motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
D.
Macam-Macam
Motivasi
Berbicara tentang maca atau jenis
motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian,
motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangatlah bervariasi.
1.
Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya.
a.
Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah
motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai
contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk
bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali
disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.
b.
Motif-motif yang dipelajari.
Maksudnya motif-motif yang timbul karena
dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar, suatu cabang ilmu pengetahuan,
dorongan untuk mengajar sesuatu da dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali
disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup
dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini
terbentuk.
2.
Motivasi
jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi
itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang
termasuk motivasi jasmani seperti misalnya: reflex, insting otomatis, dan
nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri
manusia terbentuk melalui empat momen.
a.
Momen timbulnya alasan
b.
Momen pilih
c.
Momen putusan
d.
Momen terbentuknya kemauan
3.
Motivasi
intrinsik dan ekstrinsik
a.
Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang
menyuruh, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan
belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin
mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Motivasi intrinsik juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.
Perlu diketahui bahwa siswa yang
memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik,
yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan
untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak
mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang
menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang
motivasi itu mucul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial,
bukan sekadar simbol dan seremonial.
b. Motivasi
ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang iu
belajar, karena tahu besok paginya ada ujian dengan harapan mendapatkan nilai
baik., sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang penting akan
karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang
baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti
bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan
belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu
dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses
belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan
motivasi ekstrinsik.
E.
Bentuk-Bentuk
Motivasi di Sekolah
Di dalam kegiatan belajar mengajar
peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan
motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitan itu perlu diketahui
bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk
motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa kurang
sesuai.hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi
kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi
justru tidak menguntungkan bagi perkembangan belajar siswa.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1.
Memberi
angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari
nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk
mencapai angka/ nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya adalah nilai ulangan
atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada
juga , bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya
naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila
dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua
itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum
merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena
itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara
memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam
setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekadar
kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
2.
Hadiah
Hadiah dapat juga sebagai motivasi,
tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin
tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagiai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar
yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki
bakat menggambar.
3.
Saingan/
kompetensi
Saingan atau kompetisi dapat
digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia
industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan
kegiatan belajar siswa.
4.
Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting . seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi
yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah
simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar.
Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5.
Memberi
ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau
mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga
merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan
terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat
rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan
harus diberitahukan kepada siswanya.
6.
Mengetahui
hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau
terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri
siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7.
Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah
bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivaisi yang baik.
Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8.
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi
kalau diberikan secara tepa dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena
itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9.
Hasrat
untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan,
ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak
didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehinggga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Di atas sudah diuraikan bahwa motivasi sangat erat
hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu
juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai
minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membangkitkan
adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan
dengan persoalan pengalaman yang lampau.
c. Member
kesempatan untuk mendapakan hasil yang baik
d. Menggunakan
berbagai macam bentuk mengajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pentingnya
peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar
dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar
untuk menggerakkan mesin. Motivasi belajar yang memadai akan mendorongsiswa
berperilaku aktif untuk beeprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negative terhadap keefektifan usaha belajar
siswa.
Motivasi
dapat meningkat apabila guru
membangkitkan minat siswa, memelihara rasa inginn tahu mereka,
menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan
jelas, dan memberikan umpan balik sering dan segera. Peranan guru untuk
mengelola motivasi belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui
berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa
secara individual.
Usaha
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang
mengedepankan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh
mungkin siswa perlu didorong untuk mampu menata belajarnya sendiri dan
menggunakan interaksi antarpribadi dengan teman dan guru untuk mengembangkan
kemampuan kognitif/ intelektual dan kemampuan sosial. Di samping itu,
keterlibatan orang tua dalam belajar siswa perlu diusahakan, baik berupa
perhatian dan bimbingan kepada anak di rumah maupun partisipasi secara
individual dan kolektif terhadap terhadap sekolah dan kegiatannya.
B.
Saran
Saya
mengharapkan agar makalah ini dapat
dibaca dan dipahami serta bermanfaat bagi
pembaca atau para pendidik dalam memotivasi para siswanya agar tercapai suatu
tujuan dari pendidikan yaitu menciptakan generasi penerus bangsa yang
berkualitas, yang mampu berpikir aktif dan kritis.
DAFTAR
PUSTAKA
A.M,
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suciati,
dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Suparno, A.
Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi
Belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.