Sabtu, 22 Desember 2012

partikel tak bermassa



TUGAS
FISIKA MODERN
(TELAAH SARI PUSTAKA INDONESIA)
MATERI: PARTIKEL TAK BERMASSA




DISUSUN OLEH :
NAMA                         : SURYANINGSIH
NIM                              : ACB 110 017
MATA KULIAH         : FISIKA MODERN
DOSEN PENGAMPU : DR. KOMANG GDE SUASTIKA, M.Si




Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangkaraya
2012
TELAAH PUSTAKA INDONESIA
I.                   IDENTITAS PENELAAH
NAMA                              : SURYANINGSIH
NIM                                  : ACB 110 017
MATA KULIAH             : FISIKA MODERN
DOSEN PENGAMPU     : DR. KOMANG GDE SUASTIKA, M.Si

II.                IDENTITAS BUKU
JUDUL BUKU    : ESENSI FISIKA MODERN
TOPIK                  : PARTIKEL TAK BERMASSA
PENULIS BUKU            : Prof. Drs. KUSMINARTO, Ph.D.
PENERBIT           : ANDI YOGYAKARTA
TAHUN TERBIT : 2011
HALAMAN         : 22

III.             HASIL TELAAH
2.7 PARTIKEL TAK BERMASSA
Dalam Kusminarto (2011:22), “partikel tak bermassa dapat mempunyai energi dan momentum hanya jika mempunyai laju sama dengan laju cahaya”.
Adakah partikel tak bermassa? Mungkinkah sebuah partikel tak bermassa (m=0) dapat menunjukkan sifat-sifatnya sebagai partikel seprti mempunyai energi dan momentum?
Menurut buku yang saya baca, dalam mekanika klasik, energi kinetik partikel adalah 1/2mv2 dan momentumnya adalah mv. Dengan demikian, apabila massanya sama dengan nol maka energi dan momentumnya juga sama dengan nol. Namun secara relativistik, energi partikel adalah γmc2 dan momentumnya sama dengan γmc. Untuk massa sama dengan nol dan kecepatannya lebih kecil dari kelajuan cahaya, maka otomatis energi dan momentumnya  pun akan sama dengan nol, tetapai apabila partikel bergerak dengan kelajuan cahaya v=c dalam ruang hampa maka energi dan momentumnya sama dengan tak terdefinisikan, namun dapat bernilai sembarang. Menurut saya, sebuah partikel apabila bergerak dengan kelajuan cahaya (v=c) maka partikel tersebut akan memiliki energi dan momentum. Partikel inilah yang disebut dengan partikel tak bermassa. Jadi partikel tak bermassa dapat memiliki energi dan momentum hanya jika mempunyai kelajuan sama dengan laju cahaya.
Diagram di bawah ini menunjukkan perbandingan antara rumusan klasik dan relativistik untuk energi kinetik K dari benda yang bergerak. Pada kelajuan rendah kedua rumusan memberikan hasil yang sama, tetapi penyimpangannya membesar pada kelajuan mendekati kelajuan cahaya. Menurut mekanika relativistik sebuah benda memerlukan energi kinetik tak terhingga untuk bergerak dengan kelajuan cahaya, sedangkan mekanika klasik hanya memerlukan energi kinetik setengah kali energi diam untuk mencapai kelajuan seperti itu.
     
Gambar 1. Perbandingan antara rumusan klasik dan relativistik untuk energi kinetik K dari benda yang bergerak. (Arthur, 1982:27)

Untuk partikel tak bermassa (v=c), kita dapat menguraikan energi total dan momentum linearnya dari rumusan relativistik,
(1)               . . . .      E =
(2)                . . .       p =

Di atas tadi sudah dijelaskan bawa apabila massa m0=0 dan kecepatannya lebih kecil dari kelajuan cahaya v<c, maka energi dan momentumnyapun akan sama dengan nol (E=P=0).jadi sebuah partikel tidak akan dapat memiliki energi ataupun momentum apabila kelajuannya kurang dari  kelajuan cahaya. Namun apabila m0=0 dan kelajuannya v=c, E=  dan p=  maka hasilnya tak terdefinisikan , sehingga E dan P dapat bernilai sembarang. Jadi persamaan (1) dan (2)  konsisten dengan keberadaan partikel tak bermassa yang memiliki energi dan momentum asal saja partikel tersebut bergerak dengan kelajuan cahaya (v=c).
Untuk mendapatkan energi partikel tak bermassa, kita dapat menguraikannya dari persamaan energi total dan momentum relativistik pada persamaan relativistik. Pertama, dengan mengalirkan c2 pada persamaan energi total dan momentum relativistik.
Pada energi total yaitu:
E =  . c2
E2 =
Dan pada momentum relativistik yaitu:
P =  . c2
P2 =  . c2
P2 . c2 =
Kemudian langkah yang kedua yaitu mengurangi P2c2 dari E2 sehingga menghasilkan:
E2 – P2.c2 =  -
E2 – P2.c2 =
E2 – P2.c2 =                   karena sama,  dieliminasi
Sehingga diperoleh          
E2 – P2.c2 =
E2 – P2.c2 = m02.c4
          E2   = m02.c4 + P2.c2
          E     =                 semua partikel
Menurut rumusan tersebut, bila ada partikel dengan m0=0, maka hubungan antara energi dan momentumnya ialah:
E =
E =
E =
E =
E2= p2.c2
E = (p2.c2)1/2         
E = P.c                              partikel tak bermassa
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelaahan mengenai partikel tak bermassa yaitu bahwa partikel tak bermassa itu ada, asal saja partikel tersebut bergerak dengan kelajuan sama dengan kelajuan cahaya v=c dan E = p.c berlaku untuk partikel itu. Contoh dari partikel tak bermassa yaitu foton, graviton dan neutino

Referensi
Beiser, Arthur. 1982. Konsep Fisika Modern: Edisi Mahasiswa. Jakarta: Erlangga.




Senin, 02 April 2012

percobaan fisika

Belajar fisika sambil bermain, apa bisa? Tentu saja bisa, dengan permainan (percobaan sederhana), fisika akan lebih menarik dan mudah untuk dipelajari. Guru boleh dibilang berhasil mengajar apabila murid-muridnya senang belajar. Kesenangan belajar akan diperoleh jika proses belajar tersebut menghadirkan suasana yang membuat siswa ikhlas (tanpa dipaksa) untuk belajar. Banyak percobaan sederhana fisika yang akan membuat siswa senang belajar fisika. Berikut saya posting-kan salah satu percobaan sederhana fisika.
Siapkan alat dan bahan berikut ini:

1. Lilin
2. Gelas kaca transparan
3. Piring
4. Air
5. Pewarna makanan
6. Korek api
Setelah semua alat dan bahan disiapkan, sekarang saatnya kita beraksi.
1.Tuangkan air ke dalam piring, kemudian teteskan pewarna makanan ke dalam air tersebut sambil diaduk.
2. Nyalakan lilin dan letakan di atas piring
3. Ambil gelas dan tutup lilin tersebut.
4. Amati apa yang terjadi
Setelah beberapa saat ternyata lilin padam, kemudian air yang ada di dalam gelas bertambah tinggi. Mengapa hal ini terjadi???
Bingung…….?? Ini nyata atau hanya ilusi mata??? Tidak… ini memang nyata bukan sulap atau tipuan mata, semua orang bisa melakukannya. Berikut penjelasan fenomena ini. Semoga penjelasan yang saya paparkan tidak bertentangan dengan konsepsi ilmuwan.
Lilin padam karena oksigen yang ada di dalam gelas tidak cukup lagi untuk “membantu” proses pembakaran (ingat oksigen diperlukan pada saat proses pembakaran). Oksigen (molekul) yang berkurang menyebabkan tekanan yang ada di dalam gelas juga berkurang, akibatnya terjadi perbedaan tekanan di dalam dengan di luar gelas. Tekanan di luar gelas lebih besar dibandingkan dengan tekanan di dalam gelas, akibatnya air yang berada di luar gelas masuk ke dalam gelas

Minggu, 01 April 2012

Makalah "Motivasi Siswa"


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mempunyai semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan keinginan untuk menambah ilmu, meskipun pendidikan formal mereka telah berakhir. Kunci untuk mewujudkan semua itu adalah adanya motivasi yang kuat dan terpelihara dalam diri siswa untuk belajar.
Seorang guru senantiasa dihadapkan dengan siswa yang memiliki kemauan belajar yang berbeda. Terkadang guru menghadapi siswa yang kehilangan perhatian dan minat untuk belajar. Menghadapi siswa yang demikian, mau tak mau guru harus mampu mendorong mereka untuk tetap berusaha membaca bab buku tertentu, mengerjakan soal dan tugas, ataupun aktif bertanya ketika guru menjelaskan. Namun akan lebih baik lagi apabila siswa dengan sendirinya menyenangi kegiata belajar. Dengan begitu, mereka dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, aktif dalam bertanya dan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelas. Hal ini menunjukkan bahwa mereka menyadari pentingnya belajar untuk hari depan atau masa depannya kelak. Namun tidak semua siswa memiliki kesadaran akan pentingnya belajar.
Guru juga harus mendidik siswa yang kecewa dengan sekolah karena alasan tertentu. Hal ini dapat kita amati dari kecenderungan siswa lebih senang berada di luar sekolah daripada di dalam kelas. Bila tidak diatasi dengan baik, maka akan mempengaruhi para siswa maupun guru itu sendiri, guru akan merasa frustasi dengan keadaan tersebut dan siswa atau anak didik gagal dalam belajar dan akhirnya akan bermasalah dalam pergaulannya.
Untuk itulah kita perlu memahami motivasi dalam diri siswa dan berusaha mengelolanya dengan baik untuk membantu mereka berhasil mencapai tujuan pembelajaran di kelas dan pendidikan pada umumnya.

B.     Rumusan Masalah
·         Apakah motivasi itu?
·         Bagaimana peran seorang guru dalam memotivasi siswanya?
·         Apa saja fungsi motivasi itu sendiri dalam proses belajar mengajar?
·         Apa saja macam-macam motivasi ?
·         Bagaimana mana bentuk-bentuk motivasi di sekolah?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun hal-hal yang menjadi tujuan penulisan di dalam pembahasan ini ialah sebagai berikut.
1.    Ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi.
2.    Ingin mengetahui peran dari seorang guru dalam memotivasi siswanya.
3.    Ingin mengetahui fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar.
4.    Ingin mengetahui macam-macam motivasi
5.    Ingin mengetahui bentuk-bentuk motivasi di sekolah

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa atau para calon guru mengenai pentingnya membangun motivasi siswa agar dapat mencapai salah satu tujuan pendidikan yaitu menghasilkan siswa yang mempunyai semangat untuk belajar hingga akhirnya dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Motivasi
            Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Motivasi tidak saja berpengaruh terhadap hasil belajar, tetapi juga terhadap proses belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga mereka akan terlibat aktif dalam pembelajaraan sehingga mereka akan mencapai hasil belajar yang opimal. Demikian pula, siswa yang berhasil dalam belajar akan memiliki motivasi yang tinggi untuk terlibat dalam proses belajar berikutnya.
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai benuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan , baik diakibakan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Menurut teori Hull (1943), yaitu teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku. Sedangkan menurut Mc. Donald, ada tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi itu , yakni motivasi itu mengalami terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi selalu berkait dengan soal kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan untuk mencapai hasil dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.

B.     Peran Guru Dalam Memotivasi Siswa
Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah berusaha membantu siswa menggunakan seluruh potensinya untuk mencapai aktualisasi diri yang maksimal. Ketika berada di ruang kelas guru memegang peranan penting dalam memotivasi siswa. Guru diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan memperhatikan tujuan pribadi siswa. Ini berarti guru dapat memberikan dukungan moral bagi siswa yang merasa putus asa karena tuntutan dan hasil belajar yang mengecewakan. Ketika melihat siswa yang bosan, guru harus melaksanakan pembelajaran yang bervariasi, dan dapat pula memberikan tantangan baru kepada siswa yang kelebihan energi. Guru harus dapat membuat keseimbangan antara materi pelajaran yang mudah dan yang sulit agar siswa tidak menjadi bosan atau frustasi. Tugas seorang guru perlu di lakukan secara professional, menggunakan segala pengetahuan, kepribadian dan keterampilan professional untuk mempengaruhi dan mengarahkan siswa.
Melalui kegiatan pembelajaran guru dapat membantu siswa mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri, kemampuan akademis dan rasa antusias untuk mengerjakan tugas-tugas selanjutnya, dalam suasana kelas yang member rasa aman kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengenal tingkat kemampuan, minat dan latar belakang pengalaman siswa. Kemudian secara bertahap memberikan tugas atau latihan yang akan memberikan pengalaman keberhasilan kepada siswa sehingga mereka mampu berhasil dalam tugas pelajaran.
Mengingat variasi latar belakang siswa, pendekatan ini tentunya merupakan pendekatan individual, yang akan menuntut tenaga dan perhatian guru yang tidak sedikit, tetapi hasilnya dapat lebih dipertanggungjawabkan dan berdampak jangka panjang dalam kehidupan siswa. Guru memang harus mempertimbangkan dan menentukan apakah tugas guru / sekolah semata-mata untuk membuat siswa menghafal pengetahuan atau keterampilan melakukan sesuatu, ataukah lebih jauh lagi yaitu untuk menjadikan siswa sebagai pribadi mandiri yang percaya diri dan mampu mengembangkan diri lebih lanjut. Penekanan yang terfokus pada hasil belajar, atau nilai yang diperoleh siswa, atau kemampuan akademis semata, dapat berakibat negatif pada pengembangan diri secara total dan utuh.

C.    Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Dalam belajar, motivasi sangat diperlukan. Hasil akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepet motivasi diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Perlu ditegaskan , bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

D.    Macam-Macam Motivasi
Berbicara tentang maca atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangatlah bervariasi.
1.                  Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a.                  Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.


b.                  Motif-motif yang dipelajari.
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar, suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu da dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini terbentuk.

2.                  Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya: reflex, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen.
a.         Momen timbulnya alasan
b.        Momen pilih
c.         Momen putusan
d.        Momen terbentuknya kemauan

3.                  Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a.         Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Motivasi intrinsik juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu mucul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekadar simbol dan seremonial.
b.      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang iu belajar, karena tahu besok paginya ada ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik., sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang penting akan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

E.     Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai.hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan bagi perkembangan belajar siswa.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1.      Memberi angka
      Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/ nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
      Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga , bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekadar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
2.      Hadiah
Hadiah dapat juga sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagiai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
3.      Saingan/ kompetensi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4.      Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting . seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5.      Memberi  ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
6.      Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7.      Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivaisi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8.      Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepa dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9.      Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehinggga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10.  Minat
Di atas sudah diuraikan bahwa motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a.       Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b.      Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
c.       Member kesempatan untuk mendapakan hasil yang baik
d.      Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
                       
          












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin. Motivasi belajar yang memadai akan mendorongsiswa berperilaku aktif untuk beeprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negative terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Motivasi dapat meningkat apabila guru  membangkitkan minat siswa, memelihara rasa inginn tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik sering dan segera. Peranan guru untuk mengelola motivasi belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara individual.
Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang mengedepankan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu didorong untuk mampu menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi antarpribadi dengan teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif/ intelektual dan kemampuan sosial. Di samping itu, keterlibatan orang tua dalam belajar siswa perlu diusahakan, baik berupa perhatian dan bimbingan kepada anak di rumah maupun partisipasi secara individual dan kolektif terhadap terhadap sekolah dan kegiatannya.

B.     Saran
Saya  mengharapkan agar makalah ini dapat dibaca dan dipahami serta bermanfaat bagi pembaca atau para pendidik dalam memotivasi para siswanya agar tercapai suatu tujuan dari pendidikan yaitu menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, yang mampu berpikir aktif dan kritis.



DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suparno, A. Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Bottom of Form